Senin, 02 Juli 2012


inilah potret anak negeri ini d pedalaman sulbar, harus meninggalkan sekolah demi mencari sesuap nasi. di umur mereka yang seharusnya masih bisa bermain dan sekolah namun harus memikul beban seberat ini.

 

bagi mereke pendidikan tak lagi menjadi prioritas utama, ada hal lain yang yang harus mereka utamakan, yaitu bagaimana caranya untuk membantu orangtua menopang hidup mereka. 
untuk kesekolah saja mereka harus menempuh perjalanan sejauh 2 Km dengan berjalan kaki. dimusim hujan mereka terkadang tak bisa kesekolah akibat jalan yg becek karena merupakan tanah liat dan terkadang longsor. 
dimusim panen padi kebanyakan dari mereka tidak pernah menginjak sekolahnya karena alasan untuk membantu orang tuanya panen padi a menemani orang tuanya cari taambahan di sawah orang lain dengan menjadi buruh tani.yaaaaaa..........dominan mereka memang petani, tapi beras mereka tidak cukup untuk mereka makan, bahkan mereka harus beli beras ketika persediaan mereka habis. ironis memang, petani yang seharusnya menjadi sumber makanan pokok manusia ini tapi harus membeli beras juga ketika mereka kehabisan, dimana kesejahteraan petani kalau seperi ini????
akhirnya kebanyakan dari mereka memutuskan untuk berhenti sekolah karena alasan tadi, ad juga yg beranggapan bahwa " untuk ap sekolah toch ujung-ujungnya kita hanya akan jadi petani atau jadi buruh dikota orang lain". mereka beranggapan seperti ini karena mereka telah melihat orang-orang disekitar mereka yang akhirnya pergi ke kota lain untuk sekedar jadi pembantu bagi yang perempuan dan jadi buruh pabrik atau bangunan bagi yang laki-laki demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
kebanyakan dari generasi muda wilayah ini memang pergi ke kota untuk bekerja jadi pembantu atau buruh atau pelayan toko dan sebaginya demi hidup mereka. sekolah mereka tinggalkan, ad juga yang tamat SD bahkan sampai tamat SMA namun hidup mereka hanya berakhir seperti itu, tidak ada peningkatan. satu-satunya peningkatan ketika mereka akhirnya menikah, namun masalah tak berhenti disini karena ada keluarga baru yang mesti mereka hidupi. dan budaya hidup seperti ini akhirnya terus melekat di dalam masyarakat. anak-anak generasi mudapun melihat hal ini dan menjadikannya budaya. kalau semua wilayah seperti ini, maka sumber daya manusia kita semakin merosot. dan tak ada cara untuk mengatasi budaya ini,ketika kita hanya berpangku tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar